7 Prinsip Utama Makanan Pendamping ASI Menurut Standar WHO
ASI masih menjadi asupan utama baginya, namun ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Di sinilah peran pentingnya makanan pendamping, yang sehat seimbang tentunya.
Pemberian ASI yang diiringi MPASI di waktu yang tepat (6 bulan) akan mengoptimalkan pertumbuhan dan mengurangi resiko kekurangan gizi pada bayi. Nutrisi seimbang ini bisa didapatkan dari aneka ragam makanan.
MPASI diperlukan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan gizi anak dan asupan ASI. Begitu pentingnya momen pemberian MPASI, banyak Bunda merasa cemas dan bingung, karena ada banyak referensi.
World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 mengeluarkan panduan yang mudah dipahami dan diaplikasikan dalam memberikan MPASI.
Ada 7 poin utama, terangkum dalam AFATVAH (Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active-Responsive, Hygiene) yang mudah diingat.
#1 Age
Makanan pendamping ASI harus dimulai ketika bayi sudah tidak mendapatkan energi dan nutrisi cukup dari ASI saja.Umumnya, di usia 6 bulan bayi sudah siap mendapatkan MPASI, karena saraf dan otot mulut sudah siap menggigit dan mengunyah serta sistem pencernaan yang telah matang.
Bayi yang belum berusia 6 bulan lebih cenderung mendorong keluar makanan yang ada di mulut karena mereka belum bisa mengontrol pergerakan lidah.
MPASI yang diberikan terlalu dini (sebelum usia 6 bulan) akan memperbesar resiko alergi dan diare. Ketika makanan pendamping sudah dikenalkan kepada si kecil maka kecenderungan menyusui akan berkurang, maka pemberian MPASI dini dapat menyebabkan penurunan produksi ASI di saat bayi masih sangat membutuhkannya.
Baca juga: Tanda Bayi Siap Menerima MPASI
Sebaliknya, pemberian MPASI yang telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi dan tumbuh kembang yang terlambat.
#2 Frequency
Pada 2 minggu pertama masa MPASI, kita bisa memberikannya makan 2 kali sehari, misalnya pagi hari dan sore hari. Setelah itu, pada pecan ketiga hingga usianya 9 bulan, kita bisa meningkatkan frekuensi pemberian MPASI, yakni 2-3 kali makan utama (berupa bubur saring) plus 1-2 kali makanan selingan berupa buah.Pada usia 9-12 bulan, si kecil akan semakin aktif, kebutuhan nutrisinya pun semakin tinggi. Kita perlu memastikan, ia makan 3 kali dalam sehari, dengan 2 kali selingan berupa buah, cookies, atau finger food lainnya.
#3 Amount
Amount atau jumlah kalori. Banyaknya makanan yang kita berikan pada bayi harus disesuaikan dengan kebutuhannya akan kalori. Pertama-tama, kita bisa memberikan porsi 2-3 sendok makan puree kental, dan terus tingkatkan porsi dan tekstur sedikit demi sedikit secara bertahap setiap hari.Baca juga: Resep MPASI: Makaroni Saus Salmon (1y+)
Pada bayi 6-9 bulan dapat diberikan porsi MPASI setengah mangkok ukuran 250 ml. Setelah umur 1 tahun sudah dapat diberikan 1 mangkuk penuh. Jumlah makanan atau porsi yang kita berikan dapat diukur dan disesuaikan dengan kenyamanan bayi dan asupan energi yang dibutuhkan oleh si kecil.
Bayi usia 6-8 bulan membutuhkan asupan sekitar 200 kalori per hari, selain dari ASI. Sementara untuk bayi usia 9-11 bulan membutuhkan 300 kalori per hari dan bayi usia 12-23 bulan membutuhkan 550 kalori perhari. MPASI yang berkalori dan penuh nutrisi penting untuk mendukung kebutuhan nutrisi bayi yang semakin hari semakin besar.
Tabel dibawah bisa dijadikan panduan.
#4 Texture
Sejak MPASI perdananya, bayi sudah bisa diberikan puree semi kental. Jangan terlalu encer, karena kekentalan berbanding lurus dengan banyaknya asupan kalori dan nutrisi dalam setiap porsinya.Semakin encer, berarti semakin banyak kadar airnya dan semakin sedikit kandungan kalori dan nutrisi dari makanan.
Patokan kekentalannya adalah bila puree diambil dengan sendok kemudian sendok dimiringkan, puree tidak langsung tumpah mengucur, melainkan jatuh perlahan.
Setiap bulan, bayi harus belajar naik tekstur bertahap. Mulai dari puree kental, bubur saring, nasi tim, dan ketika ia sudah berusia 9 bulan, bayi sudah bisa makan makanan yang dicincang halus, tidak keras, dan mudah dijumput dengan tangannya.
Bunda bisa memberikannya finger food seperti potongan buah, ubi, atau wortel kukus dan melatihnya makan sendiri. Sehingga ketika ia berusia 12 bulan, diharapkan ia sudah bisa makan makanan keluarga (nasi, lauk, sayur, lengkap).
Dengan catatan, keluarga harus memberikan contoh yang baik dengan membiasakan makan makanan bergizi seimbang.
#5 Variety
Variety atau keragaman. Sejak awal MPASI, bayi sudah dapat diperkenalkan aneka makanan yang mengandung unsur protein nabati, hewani seperti telur, ikan, bahkan daging. Tidak benar bahwa di usia 6 bulan, bayi hanya boleh diberi MPASI dari buah saja.Baca juga: MPASI Pertama Cukup Buah Saja, Benarkah?
Prinsip utamanya adalah pemenuhan kebutuhan gizi seimbang melalui makanan yang beragam (tidak satu jenis dan tidak itu-itu saja). Semakin banyak warna, semakin banyak vitamin. Pemberian gizi seimbang dapat mendukung tumbuh kembang anak yang sempurna.
Untuk mengetahui komponen gizi seimbang untuk si kecil mari kita lihat satu persatu:
1. Sumber karbohidrat, yakni makanan pokok sumber penghasil energi (kalori) misalnya beras, singkong, kentang, ubi.
2. Protein hewani, sebagai zat pembangun, pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi. Misalnya daging/hati ayam dan sapi, ikan, telur.
3. Protein nabati, misalnya dari kacang-kacangan sebagai sumber mineral zat besi (memenuhi fungsi zat pengatur). Kacang merah, kacang hijau, buncis, kacang panjang, tahu, tempe, adalah beberapa jenis protein nabati.
4. Sumber vitamin, serat, dan enzim yang didapatkan dari aneka ragam sayuran dan buah. Tomat, jeruk, mangga, pepaya dan wortel sangat kaya vitamin C. Pada saat yang sama pemberian sayuran segar seperti bayam, sawi, brokoli sangat baik mendukung asupan zat besi dan vitamin A.
5. Lemak tambahan. Berikan 1-2 sendok makan minyak esensial untuk setiap porsi makan si kecil. Beberapa minyak yang dapat digunakan misalnya minyak zaitun, minyak kelapa, margarin, atau santan. Lemak tambahan dapat menambah nilai kalori makanan, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K, menambah gurih, dan membantu melancarkan pencernaan.
#6 Active-responsive
Active responsive atau yang biasa dikenal pemberian makan kepada bayi dengan cara responsif.Makanan pendamping ASI tidak hanya soal apa yang ia makan, tapi penting juga memperhatikan: Bagaimana? Kapan? Dimana ? Siapa yang memberi makan?
Sebuah studi tentang perilaku membuktikan bahwa anak yang dibiasakan makan sendiri dengan metode aktif- responsif dapat makan lebih banyak daripada yang tidak. Selain itu, biasakan si kecil untuk menggunakan piring dan sendok sendiri agar kita juga bisa mengukur kebutuhan makanannya.
Perihal penggunaan sendok atau tangan, sebaiknya disesuaikan dengan budaya setempat. Makan dengan sendok atau tangan, keduanya harus diperhatikan kebersihannya.
Ingat Bunda, MPASI adalah salah satu caranya untuk belajar, jadi ajari ia dengan penuh cinta dan jangan bosan untuk mengajaknya berbicara dan melakukan kontak mata ketika mengajaknya makan.
#7 Hygiene
Aspek kebersihan jangan disepelekan dalam memberikan makanan pendamping ASI. Perhatikan kebersihan pada saat pemberian makan karena pada usia 6 – 12 bulan bayi masih sangat rentan dari penyakit diare.Diare disebabkan karena kita kurang memperhatikan kebersihan makanan, air, alat makan, dan proses memasak. Maka peran orang tua sangat penting dalam memberikan makanan yang higienis untuk si kecil.
Perhatikan hal berikut:
- Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun sebelum memberikan makan ke bayi. Tangan bayi juga harus bersih sebelum makan.
- Sebelum memberikan makanan ke bayi, cuci bersih semua peralatan seperti gelas, piring/mangkuk yang akan digunakan oleh si kecil, juga peralatan masak yang akan kita gunakan.
- Selalu gunakan air bersih dalam memproses makanan dan mencuci peralatan makan
- Memberikan minum anak dari gelas yang sama yang digunakan orang dewasa akan lebih mudah menularkan penyakit. Gunakan peralatan makan khusus untuknya.
- Sebaiknya jangan menggunakan botol dot untuk memberikan minum kepada bayi karena karet dot lebih sulit dibersihkan daripada gelas biasa.
- Simpan makanan di tempat bersih dan aman dari jangkauan serangga/binatang. Jangan menyimpan makanan terlalu lama, sekalipun di dalam kulkas. Sebaiknya tidak lebih dari dua jam, karena makanan yang terlalu lama disimpan akan membuat bakteri berkembang.
Kandungan gizi ikan lele tidak kalah dengan ikan salmon. Singkong atau ubi kukus mengandung kalori dan nutrisi yang lebih kaya daripada olahan roti.
Buah lokal dari halaman rumah lebih segar daripada buah impor, sama bergizinya. Pisang, jambu, mangga, atau belimbing, makanan sehat tidaklah mahal.
Baca juga: Resep MPASI: Bubur Pizza Kentang Saos Tomat
Cataan kaki:
- Infant and young child feeding Model Chapter for textbooks for medical students and allied health professionals | (WHO)
- Paket konseling: pemberian makan bayi dan anak | UNICEF
- Complementary feeding, family food for breastfed children | WHO
sumber : http://dearbunda.com/7-prinsip-utama-makanan-pendamping-asi-menurut-standar-who/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar